Senin, 14 April 2014

KERJA PRAKTEK DI PT SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES













BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sejalan dengen perkembangan jaman yang pesat di dalam bidang otomotif, khususnya sepeda motor yang semakin hari semakin bertambah jumlah produksinya , memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan industri di tanah air. Salah satunya industri pembuatan ban motor, yang kini mendapatkan posisi cukup menguntungkan akibat dari permintaan kebutuhan akan sepeda motor yang juga mengalami peningkatan.
Oleh karena itu PT. Suryaraya Rubberindo Industries menciptakan ban yang berbeda dari yang lain yaitu mengunnggulkan kualitas ban yang dilihat dari spesifikasi maupun model ban tersebut. 
Dalam pengoperasianya, untuk membuat produk ban ternyata banyak sekali mulai dengan peralatan penyediaan bahan baku hingga ke peralatan vital yang dikhususkan untuk membentuk bagian-bagian ban dan perakitanya. Tetapi disini masih dijumpai sistem pengerjaan manual, sehingga keberadaan dari operator-operator dengan kemampuan spesifik masih dirasa perlu.
Salah satu peralatan pendukung produksi yang cukup penting di PT SRI (Suryaraya Rubberindo Industries) yaitu extruding disini digunakan sebagai alat proses pengolahan dan penggilingan compound yang dihasilkan pada proses mixing, di dalam mesin extruding juga terdapat alat seperti inner talc, outter talc, auto valve,dll, yang berfungsi untuk proses terjadinya ban dalam.




1.2. Rumusan Masalah
Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT Suryaraya Rubberindo Industries ada beberapa masalah yang ingin diketahui sebagai bahan laporan kerja praktek, yaitu :
1. Pengenalan profil perusahaan.
2. Pengenalan mesin mesin proses produksi yang ada di PT Suryaraya Rubberindo Industries.
3. Mengetahui dan mempelajari trouble shooting yang terjadi pada mesin extruding tube. 

1.3. Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu trouble shooting dan perawatan pada mesin extruding .

1.4. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek yang kami lakukan yaitu :
1. Mempelajari dan memahami proses produksi tire dan tube di PT Suryaraya Rubberindo industries.
2. Mempelajari dan memahami trouble shooting yang terjadi pada mesin extruding.

1.5. Manfaat Kerja Praktek
Manfaat dari kerja praktek yaitu :
1. Sebagai satu kegiatan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi Strata 1 di Teknik Mesin universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Mengenal dunia kerja lebih dalam agar memacu semangat belajar dalam menyelesaikan program studi Strata 1.
3. Mendapatkan pengalaman dalam dunia kerja yang sesungguhnya sehingga mengetahui masalah yang nantinya akan dihadapi dalam dunia kerja nyata.
4. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penyusun laporan kerja praktek.

1.6. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek yang kami laksanakan berlangsung pada :
Waktu : 6 Januari – 28 Februari 2014
Tempat     : PT SRI (Suryaraya Rubberindo Industries), Kawasan Industri Menara Permai, Jalan Narogong Km. 23,852 Dayeuh, Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat. 16820.


1.7. Metode Pengambilan Data
Dalam menyusun laporan ini penulis memperoleh data dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Observasi
Observasi adalah metode dengan cara mencari data atau keterangan dengan terjun ke lapangan sebagai bahan dari laporan kerja praktek.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode yang melibatkan pembicaraan langsung dalam suatu permasalahan tertentu.
3. Browsing internet
Pengumpulan data dengan mencari sumber referensi dari internet / blog yang digunakan untuk menunjang data-data laporan kerja praktik.




BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan
PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI) adalah salah satu perusahaan di dalam grup Astra yang merupakan subsidiary dari PT Asrta Honda Motor (AHM). PT SRI berdiri sejak 1991 dan bergerak dalam bidan industri ban dan ban dalam khusus sepeda motor. PT SRI memproduksi dua merek ban dalam, yaitu merek FDR yang dijual bebas dan Federal yang merupakan ban original equipment market (OEM) sepeda motor Honda. Ban dan ban dalam produksi PT SRI telah digunakan oleh jutaan sepeda motor di Indonesia dan telah diekspor ke negara di Eropa, Asia dan Afrika. 
Sejak berdiri sampai dengan tahun 2005, PT SRI bekerja sama dengan Shinko Rubber, Continental AG dan Yokohama Rubber Company dalam melakukan kegiatan research and development. Berbekal dari pengalaman kerjasama teknis tersebut dan kemauan untuk terus mengembangkan diri, maka karyawan PT SRI mampu mengaplikasikan teknologi mutakhir dalam merancang dan memproduksi ban berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen. PT SRI menghadirkan beragam pilihan terlengkap untuk kebutuhan konsumen. Mulai dari ban untuk motor keseharian Anda beraktivitas, hingga motor balap yang memacu adrenalin. Ban FDR bahkan telah menjadi ban resmi di sejumlah kejuaraan balap motor di tingkat nasional dan Asia. 
Sesuai dengan budaya Astra yang mengutamakan kualitas, PT SRI berkomitmen menghadirkan ban bermutu bagi Anda. Dalam proses kegiatannya PT SRI menggunakan sistem manajemen mutu, yaitu ISO 9001:2008. Setiap ban juga dirancang dan diproduksi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam proses produksinya, PT SRI juga memperhatikan jaminan keselamatan kerja, bahaya dan risiko kesehatan pekerja serta lingkungan. PT SRI telah memperoleh OHSAS 18001 tentang standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja; ISO 14001 tentang standar internasional untuk Standar Sistem Manajemen Lingkungan (SML); dan SMK3 tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

2.2. Visi PT Suryaraya Rubberindo Industries
PT Suryaraya Rubberindo Industries memeiliki visi :
Menjadi pemimpin pasar untuk produsen ban sepeda motor dengan performance dan nilai tinggi di Indonesia melalui tenaga kerja yang terampil dan teknologi terbaik.

2.3. Area
PT SRI memiliki lahan yang beralamat di Kawasan Industri Menara Permai, Jl Narogong Km 23,852, Dayeuh, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. 16820. Dengan luas area  72.259 m², dan luas bangunan 58.758 m², PT SRI mempekerjakan 2.535 orang (per July 2013).








2.4. Struktur organisasi

Gambar 2.1 Struktur organisasi
2.5.    Letak Geografis PT. Suryaraya Rubberindo industries
PT. SRI (Suryaraya Rubberindo Industries) terletatak di Kawasan Industri Menara Permai Jl Raya Narogong Km 23,8 Kawasan Industri Menara Permai Cileungsi,Bogor.


Gambar 2.2.Gambar lokasi PT. Suryaraya rubberindo industries.

 Gambar 2.3.Profi Perusahaan





BAB III
PROSES PEMBUATAN BAN DALAM MOTOR
Mengangkat permasalahan mengenai proses produksi pembuatan ban dalam , maka tidak dapat lepas dari dua faktor yang paling menentukan terjadinya ban tersebut ,yaitu faktor bahan baku dan langkah-langkah  proses pembutanya.
3.1. Bahan Baku Ban
     Bahan baku utama ban yaitu karet
1. Karet
Karet merupakan bahan dasar utama ban ,karet ini dihasilkan dari sari getah karet yang berupa susu kemudian dipanaskan sampai kering untuk selanjutnya dibuat karet mentah kemudian di plastikan agar dapat diproses lebih mudah.

2.         Belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent Belerang digunakan terutama untuk membuat asam sulfat.Pada industri ban, belerang digunakan untuk vulkanisasi karet yang bertujuan agar ban bertambah ketegangannya serta kekuatannya.
3.        Karbon hitam (Carbon Black)   
          Carbon Black adalah  powder  hitam, amorphous mempunyai perbandingan luas area dengan volum yang tinggi dan sangat halus terdiri dari elemen utama yaitu karbon, beberapa bahan volatile dan abu (ash). Penggunaan karbon hitam di dalam proses  pembuatan ban yaitu untuk memperkuat karet dan untuk memperkecil biaya produksi.
4.          Oil
Procesing oil berguna untuk mepermudah proses pencampuran.jenis oli yang digunakan biasanya jenis dutrex dan shellflex.

Dalam pembuatan ban dalam (tube) ada beberapa proses umum yang dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir yang diharapkan pembagian devisi dilakukan berdasarkan proses-proses itu antara lain Mixing, straining, extruding, valve setting, splicing, curing, finall inspection, wrapping.

3.2. Skema Proses pembuatan ban 

Gambar 3.2.1 Skema Proses Pembuatan ban dalam


1. Mixing
Pengerjaan pertama dimulai dari  proses mixing.
Mixing merupakan proses pencampuran bahan baku karet, oli, belerang dan karbon hitam yang di olah untuk menjadikan lembaran karet yang siap di masukan ke dalam mesin extruding.


2.       Straining
Proses straining adalah proses penyaringan compound, agar pada saat compound masuk kedalam mesin extruding tidak bercampur dengan kotoran atau material lain.


Gambar 3.2.2 Mesin Strainer




3. extruding
Proses extruding adalah proses pengolahan dan penggilingan compound yang di hasilkan pada proses mixing oleh extruder dengan prinsip kerja penerusan putaran 
dari motor oleh screw dan dorongan tekanan yang di keluarkan melalui dies.




Gambar 3.2.3 Mesin Extruder


4. Valve setting                                                                                                       
Valve setting adalah proses pelubangan pada green tube dan diteruskan pemasangan valve.
             

5.Splicing  Splacing adalah proses penyambungan green tube, agar green tube terbentuk menjadi melingkar seperti ban pada umumnya.   
6.         Curing
            Curing adalah proses vulcanizing atau pemasakan ban mentah menjadi ban jadi dengan                   bantuan steam, air panas, air dingin, dan angin. di PT SRI ada dua jenis curing yaitu merk               ALWELL dan SINKO

7. Finall inspection 
            Finall inspection adalah proses seleksi ban dalam,dengan menguji kebocoran dan kurang sempurnanya ban dalam apabila terdapat ban yang tidak memenuhi spesifikasi ban dalam akan masuk ke reject atau defect .
  8. Wrapping Wrapping adalah proses pengepakan ban dalam tersebut yang selanjutnya siap untuk di distribusikan.







BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Cara Kerja Mesin Extruding
Didalam alat extruding terdapat komponen-komponen dan prosesnya, sehingga mendapatkan hasil yang optimal berikut komponen, cara kerja dan fungsinya .
4.1.1.Head Extruding
Mesin extruder berfungsi untuk  mengolah dan menggiling compound yang di hasilkan pada proses mixing oleh extruder dengan prinsip kerja penerusan putaran dari motor dengan kapasitas 1200 rpm oleh screw dan dorongan tekanan yang di keluarkan melalui dies. di dalam mesin extruding terdapat juga unit-unitnya yang nanti akan dijelaskan pada bab ini. 

Gambar 4.1. head extruding



4.1.2. Inner talc 
Berfungsi untuk menyemprotkan  talc kedalam lubang green tube dengan bantuan angin yang dihasilkan oleh kompresor lalu dikendalikan menggunakan solenoid valve supaya dalam penyemprotan tidak kontinyu.


       Gambar 4.2. inner talc
4.1.3. Cooling
Cooling berfungsi untuk mendinginkan green tube yang keluar dari head extruding dalam keadaan panas berjalan melewati convenyor secara merata menggunkan air.



4.1.4.Blower
Blower berfungsi untuk mengeringkan green tube yang keluar dari proses pendinginan menggunakan udara yang panas supaya pada saat proses selanjutnya bahan sudah kering.
4.1.5.Line
Line berfungsi untuk pemberin garis pada green tube yang tujuannya untuk membedakan produk fdr dengan yang lain untuk bahan yang digunakan yaitu material karet agar garis tidak mudah hilang dan disini menggunakan tiga warna line yaitu hijau, putih dan kuning.
4.1.6.Cutting
Cutting berfungsi untuk memotong green tube sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan,untuk proses penggeraknya menggunakan sistem PLC yang satu unit dengan Auto valve.
4.1.7. Punch
Punch berfungsi untuk melubangi green tube yang akan di pasangi valve  dengan menggunakan suhu tinggi dan digerakan dengan Sistem PLC .                        



Gambar 4.3. Puch

4.1.8. Zick Auto Valve
Zick auto valve berfungsi untuk memasang valve yang  sebelumnya sudah di lem lalu direkatkan tepat pada lubangnya, karena masih satu unit dengan punch proses penggeraknya sama menggunakan PLC, bedanya pemasangan valve dilakukan oleh operator.


Gambar 4.4. Zick Auto Valve

4.1.9. Outter talc
Outter talc berfungsi untuk menaburkan talc ke green tube ,supaya potongan-potongan green tube tersebut tidak lengket dengan yang lain, prinsip kerja outter talc sama dengan inner talc bedanya hanya pada pengisian yaitu secara otomatis  menggunakan alat yang namanya gas colector.

Gambar 4.5. Outter talc

Spesifikasi Motor Pada Outter Talc
TECO           
HZ    = 50
V       = 220-380
A       = 1,2
RPM = 1350

4.2. Pengertian Perawatan (Maintenance)
Maintenance jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah pemeliharaan. Namun sampai saat ini masih banyak orang yang meganggap maintenance itu adalah perawatan. Karena banyak yang menganggap perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada kenyataannya sangatlah berbedah antara perawatan dan pemeliharaan. 
Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari pemeliharaan yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan, Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali. Kesimpulannya yaitu pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah suatu alat mengalami kerusakan (perbaikan) (Samarianto;2011).


4.3. Perawatan Dan Perbaikan Extruding
Dalam perawatan atau perbaikan di dalam mesin  extruding ada dua langkah ,yaitu:
      4.3.1.Preventiive maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi. Contohnya melakukan pengecekan dan pembersihan pada outter talc ,apabila ada kotoran yang menempel di alat tersebut.
4.3.2. Corective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang tidak terjadwal atau ketika suatu komponen-komponen mengalami kerusakan atau gangguan secara tak terduga. Contoh komponen yang mengalami kerusakan tak terduga yaitu feeder talc macet 


4.4. Masalah dan solusi
NO MESIN TROUBLE SHOTTING TINDAKAN PERBAIKAN PENYEBAB
1 Ext tube 01 Feeder inner talc macet Cleaning Gear box reset inverter,ganti laker Laker pecah
2 Ext tube 02 Outter talc macet Clening Feeder Outer Talc Ada plastik mengganjal
3 Ext tube 01 Cv Auto valve seret Bongkar Roll Ganti Pillow Block Cv, Auto Valve dan Cv Booking Assy all Pillow Block Pecah
4 Ext tube 03 CV Auto Valve Labil Ganti Rantai,Ganti Gear Box Auto Valve,Setting Camp
5 Ext tube 02 Punch auto valve labil Ganti punch baru,Tukar dengan puch Trial
6 Ext tube 01 Outter talc macet Cleaning Gear box outter
7 Ext tube 01 Motor extruder ngetrip Cek instalas,Ganti fuse field,Controller fxm5,Tambah oli,Blow motor,Cek karbon brush motor Fuse putus karena motor terlalu panas
8 Ext tube 03 Cutting tidak memotong Setting unvile
9 Ext tube 01 Punch tidak panas Ganti heather punch
10 Ext tube 02 Pillow block roll auto valve pecah Ganti pillow block UCP 206 1 pcs Karena umur pillow block yang terlalu tua

4.5. Gambar-gambar Trouble Shotting Pada Outter Talc

                                                    



BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di lapangan pada saat pelaksanaan kerja praktek dan dari uraian-  uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. extruding adalah proses pengolahan dan penggilingan compound yang dihasilkan pada proses mixing oleh extruder dengan prinsip kerja penerusan putaran dari motor oleh screw dan dorongan tekanan yang dikeluarkan melalui dies.
2. Urutan proses extruding adalah dari head extruding, inner talc, masuk  ke colling, line, Auto valve dan unit-unitnya, Outter talc lalu menuju ke proses selanjutnya.
3. Perawatan yang digunakan ada dua yaitu
a. Corrective Maintenace (pemeliharaan yang tidak terjadwal).
b. Preventive Maintenance ( pemeliharaan yang terjadwal dan terencana).

4.2. Saran
Berdasarkan pengamatan dilapangan pada saat pelaksanaan kerja praktek (KP) Penyusun memiliki saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya pembersihan di area kerja lebih ditingkatkan untuk menunjang kenyamanan dalam bekerja.
2. Pada saat melakukan PM ( Preventive Maintenance ) pada extruding sebaiknya dilakukan secara bersama agar pekerjaan cepat selesai.
3. Butuh improvment pada alat Outter talc, dan inner talc.
4. Agar diberikan fasilitas tempat untuk teknisi dan kariawan,supaya ada tempat istirahat yang nyaman.


DAFTAR  PUSTAKA

http://jackbiker.com/2013/12/4447/beginilah-proses-pembuatan-ban-dalam-sepeda-motor/

http://financeroll.co.id/tag/bahan-baku-ban/

http://numpanglewat-hanggoro.blogspot.com/2013/poses pembuatan ban

http:///H:/MARI%20KENALI%20BERAGAM%20JENIS%20BAN%20SEPEDA%20MOTOR%20_%20TIPS%20DAN%20TRIKS%20OTOMOTIF.htm



Bagi wawasan cara membuat telur asin

CARA MEMBUAT TELUR ASIN


Yuk kita intip cara pembuatan telur asin????

Yang pertama dalam membuat telur asin yaitu :

1. Mencari telur bebek yang umurnya masih muda atau baru menetas dari induknya
2. Siapkan Batu bata,Saringan,ember,Air,dan abu gosok.
3. Hancurkan Batu Bata hingga halus,yaitu menggunakan saringan untuk menyaring batu bata agar terpisah         dengan kerikil atau kotoran selain batu bata.
4. Taburkan garam secukupnya dan di aduk sampai merata hingga campuran tersebut mendapatkan hasil           yang homogen.
5. Beri air kira-kira 1 gelas ,tetapi tergantung campuran batu bata tersebut yang penting tidak terlalu encer         dan tidak terlalu ulet dan diaduk lagi sampai merata agar tercampur dengan baik.
6. Remukan batu bata sudah tercampur semua garam dan air lanjut ke langkah berikutnya yaitu membungkus     telur bebek yang sudah bersih ,yaitu menggunan adonan batu bata tersebut. 
7. Setelah telur sudah terbungkus lalu diamkan di dalam ember dan ttuplah ember dengan plastik yang rapat,
8. tunggu sampai 2 minggu agar telur tersebut mendapatkan hasil yang maksimal yaitu rasa stengah tetapi           INGATT!!!! jangan terlalu lama soalnya rasa akan semakin asin dan rasanya malah tidak enak.
9. Setelah 2 Minggu telur sudah siap direbus. 


COBAIN AJA GAMPANG KOK..........